BELAJAR LEBIH DEKAT TENTANG PROSES PEMBUATAN GERABAH BALONGMULYO
Pantai balongan
Selasa, 23 November 2021 siswa kelas 11 IPS mengadakan kegiatan learning tour ke pantai balongmulyo ,Rembang. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari pembelajaran mengenai materi " permasalahan sosial masyarakat ".
Pantai Balongan merupakan salah satu pantai indah yang berada di Desa Balongmulyo Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang ini berada lebih kurang 30 Km arah timur dari Kota Rembang atau lebih kurang 15 Km dari perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Akses yang begitu mudah dijangkau yaitu 200 meter dari jalur pantura Rembang – Tuban. Dengan gapura yang begitu jelas dilihat menambah begitu mudahnya pengunjung untuk mencapai pantai ini. Akses jalan yang sudah diaspal menuju pantai membuat pengunjung semakin nyaman dalam menjangkau tempat wisata ini.
Konsep yang ditawarkan adalah kenyamanan bagi para pengunjung dengan ditanamnya lebih kurang seribu pohon cemara dan puluhan gazebo untuk memanjakan para pengunjung.
Kegiatan learning tour ini bertujuan untuk mempelajari tentang proses pembuatan kerajinan gerabah dan pemasarannya, serta untuk mempelajari lebih dekat tentang gerabah Desa Balong Mulyo. kegiatan dimulai pada pukul 8 seluruh siswa kelas 11 IPS dikumpulkan di lapangan SMA Negeri 1 Pamotan untuk pembekalan pra learning tour dari bapak Suhadi, selaku pembimbing kegiatan ini.
Serasehan di lapangan SMA Negeri 1 Pamotan
Setelahnya kami segera bersiap untuk menuju ke Pantai Balongan sekitar pukul pukul 09:30 kami telah sampai di pantai Balongan dan di kumpulkan kembali di aula di sana Kami juga mendapatkan sambutan dari bapak Fatkur rozi Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pamotan Bapak Suhadi serta kepala Desa Balongan. Selanjutnya kami di beri sedikit materi mengenai kegiatan learning tour tersebut
Pembekalan Dan Sambutan dari Pak Basuki, selaku camat Kragan
Setelah pembekalan materi tersebut selesai kami semua di ajak menuju tempat pembuatan gerabah. Teknologi gerabah ilmu pengetahuan lokal yaitu pembuatan gerabah sudah dikenal sejak 1800 di Nusantara. Gerabah jenis pesisir memiliki pola-pola tertentu yang unik dan membedakannya dari gerabah gerabah di tempat lain.
Kegiatan yang kami amati dalam proses pembuatan gerabah tidak terlepas dari bahan baku pengerjaan dan pemasaran hasil. bahan baku gerabah berasal dari tanah liat dan pasir halus yang di ambil di daerah sekitar desa. pencampuran tanah liat dan pasir menggunakan perbandingan 2,5/1. Peralatan yang di gunakan terdiri roda putar (merbot) Tata pukul (medok ),tatap dasar (sangklir), alat-alat tersebut dibuat dari kayu sedangkan tatap landas (selo)dibuat dari batu andesit dan alat kerok (kerik) dibuat dari bahan bambu atau lempengan baja.
Alat dan Bahan pembuatan Gerabah
Sedangkan teknik pembuatan gerabah menggunakan roda putar dan tatap yang dikombinasikan dengan teknik pilin yaitu segumpal tanah liat yang diletakkan di atas roda pemutar lalu dibuat bentuk dasar gerabah kemudian dilakukan penambahan tanah liat yang dibentuk lilin untuk membuat bentuk gerabah yang diinginkan. Setelah jadi,dibiarkan ditempat terbuka kemudian dilakukan pembentukan kedua dengan cara penghalusan dengan teknik kering dan tata cara seperti ini dipergunakan untuk membentuk wadah antara lain tempayan, cawan, periuk, atau gending.Beberapa jenis gerabah dipoles dengan bahan warna yang disebut dengan puru.Bahan warna yang digunakan adalah semacam tanah liat jenis lempung warna coklat muda yang diambil dari desa Kumba.
Setelah dibentuk teknik selanjutnya adalah pembakaran menggunakan teknik terbuka (Open firing) bahan bakar yang digunakan adalah jerami dan sekam. Gerabah yang akan dibakar diletakkan di atas tumpukan jerami dan sekam serta disusun sesuai dengan bentuknya kegiatan ini dilakukan oleh kaum wanita.Setelah gerabah disusun maka tentukan sistem dan berani dibakar.
Gerabah yang sudah jadi sebagian besar dipasarkan oleh kaum pria, terutama untuk gerabah dalam bentuk bentuk yang besar seperti tempayan, sedangkan kaum wanita hanya menjual gerabah yang bentuknya relatif kecil seperti periuk dan cawan.
Karena persaingan yang ketat antar 1 pembuat gerabah dan yang lainnya serta dengan produk-produk baru yang kebanyakan terbuat dari plastik maka pemasaran gerabah menjadi semakin sulit.
"Yo angel nduk.Jaman saiki iku ngedole angel mergo kalah saing karo plastik," begitu pernyataan dari Mbah Masri,salah satu pembuat gerabah asli Desa Mbalongmulyo.
Mbah Masri, pembuat gerabah Desa Balongmulyo
Di usianya yang sudah tak muda lagi, Mbah Masri dapat menghasilkan 20-30 buah gerabah dengan harga yang tak lebih dari 10 ribu rupiah setiap harinya. Ini juga yang menjadikan pekerjaan sebagai pengrajin gerabah tidak begitu diminati oleh kalangan pemuda desa itu.Kebanyakan pemuda desa lebih memilih pekerjaan lain yang lebih menjanjikan.Kerana sebagai seorang pengrajin, Mbah Masri juga harus mencari pendapatan lain dengan bertani ataupun beternak.Itupun juga yang menjadikan para pengrajin gerabah di desa ini semakin sedikit tiap tahunnya.
"Sing tuwo wes podo sayah sing enom wes emoh neroske," imbuhnya.
Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan minat pengrajin gerabah ,sebaiknya dibuatkan wadah bagi para pengrajin untuk menjual gerabah hasil buatannya dengan harga yang lebih layak.Sehingga semakin meningkatkan minat para pemuda untuk menjadi pengrajin gerabah kembali.
Sekitar pukul 12.00 kami melaksanakan sholat berjamaah di mushola sekitar desa.Kegiatan dilanjutkan dengan makan siang bersama di Pantai Balongan.Sambil menikmati keindahan pantai, kami sesekali perfoto ria sebagai kenangan dari Pantai Mbalongan ini.
Pantai Mbalongan ini sangat indah, dengan pasir yang halus dan deburan ombak yang lumayan kuat menjadikan daya tarik tersendiri dari Pantai Mbalongan ini.Disini juga ada banyak pepohonan di sepanjang pantai. Tak lupa berbagai spot foto yang aestetik untuk berfoto yang banyak diminati para pengunjung.
Selama kegiatan di Desa Balongmulyo saya menikmati kegiatan karena saya mendapatkan banyak ilmu serta materi yang sangat berguna. Masyarakat sekitar desa juga ramah dan menyambut kami dengan baik. Semoga kedepannya saya dapat memanfaatkan pengalaman serta ilmu dari kegiatan ini dengan baik.
Selama berkunjung di Pantai Mbalongan dan Desa Balongmulyo ada pesan dan kesan :
Pesan:
Semoga apa yang saya tuliskan di blog tentang Kerajinan gerabah dan Pantai Mbalongan ini bermanfaat dan sebagai sarana promosi pantai dan gerabah ini supaya semakin terkenal dan lebih dikenal oleh banyak orang sebagai salah satu list liburan Anda.
Kesan:
Kesan yang saya dan teman-teman saya dapatkan adalah Kami sangat senang mengikuti learning tour.Dengan itu kami menambah ilmu dan juga akhirnya bisa jalan-jalan setelah PPKM yang berlanjut lama.
Terimakasih sudah mampir di blog kami.
Nama kelompok: Jagung
Ketua kelompok: Umiy maslamah
Anggota: 1. Haidar prayoga
2. Ahmad riky aprianto
Komentar
Posting Komentar